Terminal LNG Bali Sidakarya

Pilar Penting untuk Ketahanan Energi dan Masa Depan Bali

Pulau Bali dikenal sebagai salah satu destinasi wisata utama dunia, namun di balik keindahan dalam dan budaya yang memesona, Bali menghadapi tantangan mendasar dalam sektor energi. Kebutuhan listrik yang semakin meningkat, terutama dari sektor pariwisata, industri, dan pertumbuhan penduduk, menuntut pasokan energi yang tidak hanya andal, tetapi juga bersih dan berkelanjutan. Pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di Sidakarya menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi Bali. Artikel ini akan membahas mengapa proyek ini harus ada, apa kepentingannya, serta bagaimana terminal ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi Bali.

Mengapa Terminal LNG Bali Sidakarya Harus Ada?

  1. Memenuhi Kebutuhan Energi Bali

    Selama ini, pasokan listrik Bali sangat bergantung pada sistem interkoneksi Jawa-Bali. Sekitar 30–40% kebutuhan listrik Bali disuplai melalui jaringan kabel bawah laut dari Jawa Timur. Ketergantungan ini membuat sistem kelistrikan Bali rentan terhadap gangguan eksternal. Bila terjadi gangguan di sistem Jawa, Bali berpotensi mengalami pemadaman listrik berskala besar. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur pendukung untuk memastikan Bali mampu memenuhi kebutuhan listriknya secara mandiri. Terminal LNG Bali Sidakarya hadir sebagai solusi untuk mendiversifikasi sumber energi Bali. Dengan adanya terminal ini, Bali tidak hanya memiliki sumber energi cadangan, namun juga memperkuat kemandirian energi daerah.

  2. Mendukung Transisi Energi Bersih

    Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan gas alam yang dicairkan, untuk memudahkan transportasi dan penyimpanan, kemudian diubah menjadi energi listrik melalui pembangkit gas. Dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, LNG memiliki jejak karbon yang lebih rendah dan emisi yang lebih bersih. Serta lebih efisien untuk digunakan dalam pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) atau gas dan uap (PLTGU). Penggunaan LNG dapat membantu negaranegara berkembang seperti Indonesia untuk melakukan transisi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan secara bertahap dan stabil. Dengan mengoperasikan Terminal LNG Bali Sidakarya, Bali dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, dengan demikian Bali turut berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.

  3. Meningkatkan Keandalan Listrik dan Pariwisata Bali

    Keandalan pasokan listrik memegang peranan krusial, terutama bagi sektor pariwisata yang merupakan pilar utama perekonomian Bali. Gangguan listrik berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi industri pariwisata dan menurunkan reputasi Bali di mata wisatawan dunia. Terminal LNG akan memasok bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga gas sehingga meningkatkan keandalan dan keberlanjutan suplai listrik di Bali.

Mengapa Terminal LNG Bali Sidakarya Harus Ada?

Pemilihan lokasi terminal LNG di Kelurahan Sidakarya, Kota Denpasar, didasarkan pada sejumlah pertimbangan strategis, antara lain:

  1. Berdekatan dengan PLTG Pesanggaran, sehingga memudahkan distribusi LNG ke pembangkit tanpa memerlukan jaringan pipa distribusi yang panjang dan kompleks.
  2. Akses langsung ke laut, memungkinkan kapal pengangkut LNG untuk bersandar dan bongkar muat dengan aman.
  3. Efisiensi biaya operasional dan waktu, serta meminimalkan dampak lingkungan akibat pembangunan infrastruktur tambahan.

Manfaat Terminal LNG Sidakarya bagi Bali

Pembangunan Terminal LNG Sidakarya diharapkan membawa banyak manfaat, baik dari sisi teknis, ekonomi, maupun lingkungan. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Meningkatkan keandalan dan ketahanan sistem kelistrikan Bali
  2. Mengurangi ketergantungan terhadap pasokan energi dari luar pulau
  3. Mendukung komitmen pemerintah dalam pengurangan emisi karbon
  4. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan investasi energi
  5. Mewujudkan visi Bali sebagai pulau dengan sistem energi yang bersih dan mandiri

Isu Lingkungan dan Sosial

Meski secara teknis dan strategis proyek ini memiliki banyak keunggulan, tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah masyarakat menolak pembangunan terminal LNG di Sidakarya karena khawatir terhadap dampak lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, proses pembangunan Terminal LNG ini dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta mengikuti standar keselamatan dan operasional yang ketat. Selain itu, penting bagi pemerintah dan mitra pengembang proyek untuk membuka ruang dialog dan komunikasi yang transparan guna melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan serta memastikan bahwa setiap aspirasi dan kekhawatiran yang muncul dapat ditangani secara bijaksana. Partisipasi publik yang inklusif akan memperkuat legitimasi proyek dan mencegah konflik sosial.

Investasi untuk Masa Depan Energi Bali

Pembangunan Terminal LNG Sidakarya merupakan langkah strategis yang tidak hanya menjawab kebutuhan energi saat ini, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi masa depan energi Bali. Di tengah ancaman krisis energi global dan komitmen nasional menuju Net Zero Emission 2060, Bali perlu mengambil peran aktif dalam transisi energi. Investasi pada terminal LNG adalah investasi untuk masa depan Bali yang lebih baik.

Dukungan masyarakat menjadi kunci penting agar proyek ini dapat berjalan secara adil dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, pembangunan Terminal LNG Sidakarya diharapkan mampu membawa manfaat besar yang nyata. Saatnya bersama-sama melihat ke depan dan membangun sistem energi Bali yang lebih tangguh, mandiri, dan selaras. Menuju Bali yang tidak hanya terang, tetapi juga lestari.


Sumber:

  • Dewi, P.R.K., & Puspitasari, N. W. R. (2023). The Case of Liquefied Natural Gas (LNG) Terminal Construction in Bali.
  • Environmental Health Project (2024). Liquefied Natural Gas (LNG): Health and Climate Impacts.
  • https://journal.ugm.ac.id/jrekpros/article/viewFile/5021/4258